Narsis: sejarah dan statusnya


Saya jadi teringat kata "narsis" ketika meng-capture seekor capung dengan begitu dekatnya beberapa waktu yang lalu. Bahkan sampai beberapa kali jepret dengan jarak yang semakin dekat dan dekat, ternyata sang helikopter ini sepertinya tidak berniat untuk terbang meninggalkan sang seniman (*uhuk...).

Narsis, ya, sebuah kata yang kalo di zaman ini ada yang gak tau pasti bakalan di-cap gak gaul (emang gaul apaan seh..?). Paling tidak kita akan langsung terbawa kepada gambaran seseorang yang suka putu-putu (*ini bahasa apa ya) ketika mendengar kalimat yang mengandung kata narsis. Pengertian ini sepertinya sudah berlaku umum. Selain itu tidak ada kesepahaman dalam hal baik atau burukkah sifat narsis tersebut. Baik atau buruk ya?

Ternyata, setelah diusut, kata narsis sebenarnya berasal dari suatu sejarah Yunani Kuno. Adalah Narcissus, seorang anak bangsawan yang kemudian kena kutukan dari seorang peri Echo, sehingga sang Narcissus menjadi tergila-gila ketika melihat bayangan saat bercermin pada permukaan air di sungai. Cerita ini berlanjut dan sepertinya saya tidak akan membuat lanjutan ceritanya di sini (karena saya gak yakin begete soal kebenaran ceritanya coz gak ngeliat dengan mata kepala sendiri, hehe... :D)

Kalau dilihat di dalam kamus, narsis diartikan sebagai:
  • Tumbuhan berbunga putih, krem, atau kuning, terdapat di daerah subtropis; Amarylidaceae; 
  • Suatu gaya atau sikap yang berlebihan, terlalu membanggakan diri sendiri sehingga menjadi norak bagi orang lain
  • Perasaan terlalu bangga atas prestasi ato kesuksesan diri sendiri, sok paling gini-gitu, kadang-kadang diekspresikan dengan pamer
  • dll (dari berbagai sumber)
Jadi, karena masih belum ada terminologi khusus yang mendefinisikan narsis, dan juga belum ada hukum dan konsekuensi logis yang akan kita terima jika kita "narsis", maka cap narsis emang harus hati-hati untuk kita hadiahkan baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.
.:the more color you have, the more interesting your life:.
Read more

Urang penting bem farmasi

Hafiz dan Erik lagi berpose di sela-sela acara penutupan propilent. They are considered as the most responsible students to promote human resource of pharmaceutical students.


*got reminded about a memory between me and koor psdm few years ago: the same place, a bit different moment
Read more

Energi kami di setiap pagi

"Katan... Goreng... Kataan..."

Itulah nyanyian kami setiap hari, setiap pagi. Lebih tepatnya teriakan dan seruan sang uni penjual katan (ketan, red).

Ada perasaan tersendiri pad sang uni *weiks.. Apa? Maksudnya, ada perasaan senang ketika mendengar nyanyian si uni. Bukan sembarang nyanyian, namun nyanyian yang berarti sarapan pagi bagi kami, dan berarti energi bagi kami sampai siang nanti.
Terima kasih uni... Betapa berartinya kau bagi kami. Jangan pernah berhenti mensuplai energi bagi kami.

*rintihan anak kosan yang kelaparan malas keluar nyari sarapan...
Read more

Robohnya pagar kami

Ada yang berubah dalam kehidupan sehari-kami (saya beserta tetangga depan rumah) belakangan ini, khususnya setelah G30S Padang (gempa 30 September Padang). Adalah tembok pagar rumah kami yang roboh dan porak-poranda, hancur dan berdarah-darah *weikss... Apa pulak nih...?

Hmm... Setidaknya pagar kami yang roboh memberikan keuntungan efisiensi waktu bagi kami baik ke masjid maupun keluar pai mambali samba hehe... Bahkan saking cepatnya ke masjid, kadang berangkat ke masjid setelah bilalnya qomat sekalipun tidak serta merta menjadikan status masbuq melekat pada sang makmum (Btw, ini keuntungan apa kerugian seh..?).


Afterall, pagar, cepatlah kau tumbuh dan beranjak dewasa... Bentengi kami dari kejam dan buasnya dunia kita.

Read more

Galo-galo di rumah ambo

Kalo galo-galo indak ado di rumah ambo sajak dahulunyo, pasti sajo rumah ambo indak co iko jadinyo"


Kalimat di atas mungkin sangat wajar terlompat dari mulut orang yang rumahnya juga dijadikan rumah oleh sang galo-galo. Sebenarnya sih mereka bisa aja numpang di rumah kita, dengan beberapa catatan:
  1. Jangan membikin rumah di bagian yang terlihat dan jangan pernah menampakkan diri, apalagi ketika ada tamu
  2. Jangan merusak kayu (ini sepertinya bakalan susah begete ama si galo-galo)
  3. Jangan meribut sewaktu beterbangan (galo-galo: "mana mungkin brur...?)
Dari kecil (mungkin dari lahir kali yah...?), saya sudah mendapati gerombolan hewan ini telah eksis di rumah kami. Ya, rumah kayu sederhana yang kalau orang Minang menyebutnya "rumah gadang". Mungkin bukan karena ukurannya, tapi karena keagungannya (*hohoo...). Ups.. kembali ke galo-galo. Mereka memang suka hidup dan berumah tangga di bangunan-banugnan kayu.

Satu hal yang sepertinya sangat melekat dalam kepala saya tentang galo-galo ini adalah nasehat dari mendiang nenek saya sewaktu saya masih kecil:
Ang jan dakek-dakek bono ka galo-galo di... beko masuak e ka dalam talingo ang ghe..."

Apapun, galo-galo sepertinya perlu ditindaklanjuti (kalo tidak boleh dikatakan "dibasmi"). Mereka harus mengubah cara hidup mereka supaya lebih dapat diterima oleh manusia (galo-galo: "Manusialah yang seharusnya merubah cara hidup mereka supaya dapat menerima kami sebagai makhluk sebagaimana halnya manusia yang juga makhluk..."). Manusia: *gubrak...

Okelah galo-galo, kau boleh hidup dengan kami kalau memang itu yang sudah difirmankan oleh Tuhanmu...
Datanglah kemari... kalian sudah kami prediksi bakal hadir di sini, di rumah ini
Read more

Tower belakang rumah

Tak ada yang istimewa dari tower ini, selain lokasinya yang persis di belakang rumah kontrakan kami di Padang. Ngomong-ngomong tower, kok jado laper... *gubrak

Btw, sejauh ini kami mungkin tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari tower ini sebagaimana juga tidak mendapat kerugian apa-apa, kecuali beberapa hal berikut:
  • Sebagai penanda bahwa listrik lagi mati, karena nih tower punya generator listrik yang bunyinya lumayan berirama dan menelisik ke kamar-kamar kami, mengiringi belajar kami (ceile... macam yang rajin belajar aja... haha)
  • Kondisi tanah di sekitar tower menjadi sedikit lebih bersih, sehingga jalan kami ke masjid menjadi lebih smooth (smooth yang kayak gimana ya..?)

Yah, itulah balada tower yang berdiri kokoh di belakang rumah. Menjadi orang yang terbelakang tidak musti harus goyang dan melayang... Hidup tower... :D
Read more

Express your self more

Meskipun sudah punya blog di wordpress, saya masih tertarik juga untuk mengetahui bagaimana rasanya punya blog di provider yang lain. Daripada terus penasaran, makanya langsung daftar aja.

Awalnya lagi mono aja, iseng-iseng jepret-jepret pake HP K530i ku (yang sekarang sudah disulap menjadi W660i). Salah satu fiturnya adalah image blogging, yaitu mem-postkan gambar hasil jepretannya ke blogger. Pas dicoba ternyata emang bisa (ya iyalah... emang SE mo nipu apa...?)

Akhirnya terciptalah blog ini setelah beberapa prosedur rumit (pake token dsb geetoh..). Trus berikutnya pake prosedur claiming yang intinya mengkonfirmasikan bahwa kita adalah pemilik blog, yaitu orang yang mempostingkan picture blogging yang sebelumnya telah dipost dari HP. Trus kita harus memasukkan kode yang dikirimkan blogger.com ke seluler untuk kemudian dijadikan semacam password untuk claiming blog. Terakhir, karena alamat URLnya tidak bagus, karena diberi langsung oleh blogger.com secara acak, maka URLnya terpaksa diganti dengan domain yang lebih elegan, hehe... Rumit memang, but finally I did it...

Mudah-mudahan bisa eksis di beberapa blog, dan semakin kreatif :D
Read more

Test


Testing
Read more